Gamang
puluhan tahun dokrin-dokrin ini merogohi kepala dan kemaluanku
memaksaku untuk membasahi wajah, tangan, kepala, dan kakiku.
menunduk tunduk tunduk tengah malam dan menyenandungkan nyanyian yang tidak bisa ku tafsirkan.
Nyaris semuanya.
aku hanya berdiri gamang
tertawa tanpa suara
Aku hanya ingin sendirian
mengartikan bahasa-bahasa senyap dan gulita
mencoba terus berpijak pada permukaan..
dan
sekali lagi.. PERMUKAAN!
aku tidak ingin mempercayai hal-hal yang tidak kuyakini apapun.
hingga kupertanyakan... kemudian ku lupakan.
Hingga detik ini..
aku melihatNYA bukan pada semuanya
bukan pada puluhan tahun aku mengenalnya
bukan pada kitab yang kubawa dan kemudian kugeletakkan saja di pinggiran tidurku.
bukan pada bujukan-bujukan sendu untuk masuk ke rumahNYA dan malu-malu menyapaNYA.
aku melihatNYA bukan pada semuanya
tapi aku melihatNYA hanya pada satu tetes air mata kering
tapi aku melihatNYA pada kerut-kerut wajah yang kucintai seumur hidupku
aku melihatnya.. TUHANKU... aku melihatMU
pada wajah kelelahan, pada wajah kerinduan
aku melihatMU pada senyum tabah, pada telapak tangan yang menepuk-tepukku pada tiap malam dulu.
sungguh... aku melihatMU pada suara serak yang memintaku untuk pulang.
TUHAN.. sungguh.. siapapun kamu
aku ingin sekali
merabaiMU dan menyentuh keagunganMU
kembali
Siapapun Kamu..
aku melihat wajahMU pada wajahnya
dan........
aku kembali pada MU
memaksaku untuk membasahi wajah, tangan, kepala, dan kakiku.
menunduk tunduk tunduk tengah malam dan menyenandungkan nyanyian yang tidak bisa ku tafsirkan.
Nyaris semuanya.
aku hanya berdiri gamang
tertawa tanpa suara
Aku hanya ingin sendirian
mengartikan bahasa-bahasa senyap dan gulita
mencoba terus berpijak pada permukaan..
dan
sekali lagi.. PERMUKAAN!
aku tidak ingin mempercayai hal-hal yang tidak kuyakini apapun.
hingga kupertanyakan... kemudian ku lupakan.
Hingga detik ini..
aku melihatNYA bukan pada semuanya
bukan pada puluhan tahun aku mengenalnya
bukan pada kitab yang kubawa dan kemudian kugeletakkan saja di pinggiran tidurku.
bukan pada bujukan-bujukan sendu untuk masuk ke rumahNYA dan malu-malu menyapaNYA.
aku melihatNYA bukan pada semuanya
tapi aku melihatNYA hanya pada satu tetes air mata kering
tapi aku melihatNYA pada kerut-kerut wajah yang kucintai seumur hidupku
aku melihatnya.. TUHANKU... aku melihatMU
pada wajah kelelahan, pada wajah kerinduan
aku melihatMU pada senyum tabah, pada telapak tangan yang menepuk-tepukku pada tiap malam dulu.
sungguh... aku melihatMU pada suara serak yang memintaku untuk pulang.
TUHAN.. sungguh.. siapapun kamu
aku ingin sekali
merabaiMU dan menyentuh keagunganMU
kembali
Siapapun Kamu..
aku melihat wajahMU pada wajahnya
dan........
aku kembali pada MU
--------------------oOo--------------------